Postingan

Peluk Yang Berpeluh

Gambar
 Terkenang suara tangis, suara yangis yang menyeruak  Membentur langit-langit ruang yang mulai babak belur.  Dan dinding-dinding lusuh,  Saksi gelak bahagia akan kelahiran diatas peluk yang berpeluh.  Waktu berlari tek terhenti,  Tangis yang hampir senada berpuluh tahun silam Kini meraung di ruang-ruang kepala,  Memuai, merengsek diantara untaia doa dan harap.  Mempertanyakan langkah yang belum kemana Mengguncang diri yang berusaha tetap percaya  Menggugat bahagia akan dewasa.  Namun semua kembali pulang Pada tempat yang terasa paling palung Ketika wajah berpaling  Pada dua wajah yang penuh kasih sayang.  Lalu doa dan harap kian bertambah Dengan jumlah yang semakin tak terbayang Pun dengan tanya yang tak juga mau mengarungi dirinya.  Meski pada akhirnya,  Satu hal yang mesti tetap tertatap dengan tepat Semoga harap terus hidup dan takka  meredup. . 

Quarter-Life-Crisis

Gambar
Malam yang terlalu indah untuk sekedar dilewatkan dengan tidur pulas. Jadi kami putuskan untuk membicarakan banyak hal. Kalau anak jaman sekarang sebutnya 'Deep Talk' hihi. malam itu, bukan hanya deep, tapi juga random mulai dari kuliah, urusan pribadi, urusan keluarga hingga kesehatan mental.  Seperti kebanyakan orang khususnya anak muda yang lagi banyak membahas mengenai mental health, kamipun sama. Yahh wajar saja, diusia kita sekarang yang beranjak dewasa, mulai memasuki fase pencarian jati diri, apalagi sebagai mahasiswa semester akhir, tidak sedikit diantara kita yang kemudian berfikir habis ini harus ngapain??, mau jadi apa?. yahh sebenarnya itu hal wajar, kalau dalam bahasa gaulnya kita sudah memasuki fase quarter-life-crisis. Krisis?? Yaa krisis, ketimpangan yang terjadi antara ekspektasi dan realita. Harapan-harapan yang semakin menjulang namun realita yang terseok dibawahnya pula mental serta kondisi yang belum mampu menopangnya.  Maka tak jarang kita

Berpulang

Gambar
Seketika kenikmatan itu musnah,  Hanya ada raungan tak terdengar manusia-manusia Fana. Terdengar bisikan lembut ' Selamat Tinggal ' dalam hati,  Dentuman demi dentuman melemah menuju henti. ' Selamat Jalan' dari yang terkasih,  Meski dengan raungan tak mampu melepas pergi. Mei, 2022